ESAI BAHASA
INDONESIA
MARTIANUS LA IA
NPM :
174210203/AGRIBISNIS B
A. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan oleh manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan
bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran dan gagasannya. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan dan tertulis. Keterampilan berbahasa memiliki 4
aspek, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
aspek tersebut harus dikembangkan secara bertahap. Menulis merupakan kegiatan
menuangkan ide, pikiran, gagasan, dan pendapat dalam bentuk lambang-lambang
tulis yang memiliki makna. Menurut Mackey (1986:12).
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan
(lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang
arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem
dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
Keterampilan menulis adalah
keterampilan mengemukakan pikiran keterampilan menyampaikan perasaan
menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Salah satu keterampilan
menulis adalah kemampuan untuk membuat esai. Esai adalah suatu tulisan yang
menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang dicoba untuk
dinilainya. Esai merupakan semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Apa
yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya. Menurut Sumardjo, Jakob dan Saini (1997:19) “Esai adalah karangan pendek tentang
sesuatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya” Jadi
dapatdinyatakan esai merupakan suatu kayra tulis singkat yang menggambarkan
opini seseorang tentang suatu objek yang ingin dinilai melalai penulisan nya.
Berdasarkan
beberapa pernyataan yang telah dikemukakan tentang esai bahasa Indonesia, perlu
dikemukakan beberapa masalah yang perlu dibahasa dalam pembahasan ini.
Pembahasan yang dimaksud berkaitan tentang esai bahasa indonesia. Secara umum
masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini terkait tentang pengertian esai,
syarat-syarat esai, dan jenis-jenis esai. Dengan demikian, perlu kiranya
dikemukakan rumusan masalah yang akan dibahas di dalam pembahasan ini. Adapun
rumusan masalah makalah ini dikemukkan sebagai berikut. Pertama apakah yang dimaksud dengan esai? Kedua apa sajakah syarat-syarat esai? Ketiga apa sajakah jenis-jenis esai bahasa Indonesia?
Secara konsep
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. Pertama mendeskripsikan tentang pengertian esai. Kedua menjelaskan sayart-syarat esai. Ketiga menjelaskan jenis-jenis esai bahasa
Indonesia.
Manfaat yang
diharapkan dalam penulisan makalah ini terkait tentang esai bahasa Indonesia.
Secara rinci, manfaat penulisan dalam makalah ini dibedakan baik secara
teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis hasil pembahasan ini diharapkan
dapat menembah pengetahuan dan wawasan pembaca terkait tentang pengertian esai,
syarat-syarat esai, dan jenis-jenis esai. Selain itu, secara praktis hasil
pembahasan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pembaca
bagaimana memanfaatkan esai dalam penulisan suatu karya
B.
PEMBAHASAN
1 . Pengertian
Esai
Esai
merupakan sebuah karya sastra yang biasanya menceritakan pengalaman yang
dijiwai oleh penulis. Esai biasanya berbentuk tulisan-tulisan lengkap yang berasal
dari imanjiasi penulis tersebut. Selain itu, esai terdiri dari beberapa
paragraf yang menceritakan permasalahan dari sudut pandang penulis itu sendiri.
Menurut Wijayanti dkk., (2013:133) “Esai adalah tulisan yang terdiri atas beberapa paragraf yang membicarakan
suatu topik dari sudut pandang penulis.” Jadi, dapat dinyatakan bahwa
esai merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan lengkap yang membicarakan suatu
masalah dari sudut pandang penulis.menurut (Pujiono,
2013:53).
Esai merupakan sebuah karya sastra yang
membahas satu topik yang biasanya berasal dari pemikiran seseorang. Topik yang
dibahas biasanya berisi fakta, gagasan, sikap, pikiran, dan perasaan yang
sifatnya luas. Salah satu ciri esai adalah karangan yang membahas suatu pokok
persoalan berdasarkan analisis pribadi pengarang.
Dengan
demikian, dapat dinyatakan bahwa esai merupakan sebuah karya sastra yang berisi
fakta, gagasan, sikap, pikiran, dan perasaan yang berasal dari analisis pribadi
pengarangnya.
Esai adalah sebuah karangan yang
membahas suatu permasalahan atau topik. Esai biasa ditulis berdasarkan sudut
pandang penulis yang terikat terhadap masalah yang akan ditulisnya. Selain itu,
orang yang menulis esai biasanya disebut esais. Menurut pubdiknas dalam Purba
(1988:236) “ Esai adalah
karangan prosa yang menbahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulis. Esais adalah penulis esai.” Jadi, dapat
disimpulkan bahwa esai adalah karangan yang membahas suatu masalah secara
sepintas yang ditulis berdasarkan sudut pandang pribadi penulis.
Esai adalah tulisan yang terdiri
dari beberapa paragraf yang membahas tentang suatu topik. Istilah ”essay”
berasal dari kata Perancis, yang artinya mencoba atau berusaha. Esai adalah
sebuah upaya mengkomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya
menyajikan argumen tentang sebuah topik. Dalam hal ini, esai adalah tulisan
pendek yang biasanya berisi pemilaian atau opini penulis tentang subjek
tertentu.
Esai adalah suatu tulisan yang
menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang dicoba untuk
dinilainya. Esai merupakan semacam kritik yang lebih bersifat subjektif. Apa
yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pikiran pribadi penulisnya. Esai adalah sebuah
komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subjek
tertentu.
Esai
merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan-tulisan lengkap yang
biasanya berasal dari imajinasi penulis. Esai biasanya dibuat berdasarkan apa
yang dirasakan dan dipikirkan oleh penulis. Selain itu, esai biasanya dimuat
dalam sebuah surat kabar atau majalah. Menurut
Danim (2013:40) esai dinyatakan sebagai berikut.
Esai adalah komposisi
prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang fenomena, gejala, atau
subjek tertentu. Esai juga bermakna curahan berpikir seseorang mengenai
fenomena, gejala, atau subjek tertentu yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Esai itu bisa panjang dan bisa pendek. Ibarat seseorang sedang berpidato, bisa
panjang atau pendek. Selain itu, bisa diperpanjangkan atau diperpendekkan.
Berdasarkan pernyataan
diatas, dapat dinyatakan bahwa esai merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk
tulisan lengkap yang membicarakan suatu topik dari sudut pandang penulis. Esai
biasanya dibuat berdasarkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh penulis.
Selain itu, esai biasa dimuat dalam sebuah surat kabar atau majalah.
Menurut Jassin dalam Pujiono (2013:54) mengatakan, “Esai adalah uraian yang membicarkan bermacam ragam,
tidak tersusun secara teratur, tetapi seperti dipetik dari bermacam jalan
pikiran.” Menurut Fajri dalam Pujiono (2013:53) mengatakan, “Esai adalah tulisan yang
menguraikan suatu masalah secara sepintas dari sudut pandang penulisnya.”
Arief dalam Djuharie (2001:22) mengatakan, dalam tulisan
“Esei tentang Esei” mengutip pengertian esai dari Ensiklopedi Britania
Esai adalah
karangan yang sedang panjangnya, biasanya dalam bentuk prosa, yang
mempersoalkan suatu persoalan secara mudah dan sepintas lalu, tepatnya
mempersoalkan suatu persoalan sejauh persoalan tersebut merangsang hati
penulis. Tulisan esei merupakan bentuk tulisan yang sangat pribadi karena
mengungkapkan persoalan yang terdapat di dalamnya hanya sebatas ketertarikan
penulis terhadap persoalan tersebut.
Sebuah esai dibagi dasar menjadi
tiga bagian yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek, tubuh esai yang
menyajikan seluruh informasi tentang subjek, dan konklusi yang memberikan
kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai,
atau menambahkan beberapa observasi tentang subjek (Dalman, 2012: 105).
Dalam menulis esai perlu
diperhatikan strukturnya. Esai dapat berupa kritik yang bersifat subjektif.
Namun dalam penulisan esai untuk karya ilmiah murni penulis sedapat mungkin
harus bersifat objektif. Dalam hal ini apa yang ditulis benar-benar masuk akal
dan ditulis sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
(Dalman, 2012: 105)
Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa esai adalah salah satu bentuk
karya tulis yang mendeskripsikan pendapat penulis tentang topik (subjek)
tertentu. Esai dapat berupa esai ilmiah yang bersifat objektif dan esai sastra
yang bersifat subjektif.
2.
Syarat-Syarat Esai
Sebagai
seorang penulis esai yang baik harus mampu memahami syarat-syarat
dalampenulisan esai. Syarat-syarat esai bisa menjadi pedoman bagi penulis untuk
membuat esai yang baik dan benar. Baik atau tidaknya esai yang ditulis oleh
penulis esai sangat ditentukan dari syarat dan karakteristik esai. Manfaat
penulisan dengan menggunakan syarat penulisan membuat penulis bisa membuat esai
dengan baik dan benar sesuai dengan syarat-syarat penulisan esai. Syarat
penulisan esai menurut Danim (2013:41)
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Esai
memiliki 3 unsur yang harus dipenuhi, yaitu : (a) pendahuluan menjadi daya
tarik pertama bagi pembaca, pendahuluan berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek; (b) tubuh atau
inti karangan yang memuat seluruh informasi secara detail membahastentang
fenomena atau subjek; (c) simpulan atau konklusi yang memberikan kesimpulan
dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh karangan, atau
menambahkan beberapa observasi tentang fenomena atau subjek. Paragraf ini
diciptakan sedemikian rupa agar pembaca memperoleh pandangan atau kesan tersendiri
tentang topik yang dibahas.
Berdasarkan pernyataan
diatas, dapat dinyatakan bahwa esai memiliki tiga syarat atau unsur yang harus
dipenuhi. Tiga hal yang dimaksud adalah (a) bagian pendahuluan; bagian yang
memberi informasi dan menarik perhatian pembaca terhadap masalah yang
dibicarakan, (b) bagian isi; bagian yang membahas masalah-masalah dan solusi
secara runtut, (c) bagian penutup; berisi tentang kesimpulan yang sudah
dinyatakan dalam bagian pendahulu dan bagian isi.
Menurut Budiharso struktur
esai yang baik terdiri atas tiga bagian yaitu sebagai berikut:
- Satu Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan ialah pragaraf
pertama yang digunakan untuk mengawali suatu esai, paragraf pendahuluan
mempunyai empat tujuan, yaitu sebagi berikut :
- Mengenalkan topik dalam esai
- Memberikan latar belakang umum topik
- Memberikan petunjuk rencana esai secara keseluruhan
- Membangkitkan minat pembaca
- Beberapa Paragraf Pengembang
Paragraf pengembang dalam esai
disebut paragraf batang, paragraf batang tubuh menjelaskan dan menguraikan
peryataan tesis yang disampaikan pada paragraf pendahuluan. Dalam hal ini
pragraf batang tubuh menjawab pertnyaan-pertanyaan: siapa, apa, kapan, dimana,
mengapa, dan bagaimana.
Paragraf pengembang berisi tentang
hal-hal yang akan dikaji, data, interpretasi tentang topik yang dibahas,
simpulan, atau saran mengenai topik yang dibahas. Pengembangan paragraf dalam
batang tubuh suatu esai bisa dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu :
- Kronologis
- Urutan menurut derajat kepentingan
- Perbandingan
- Contoh atau kombinasi dari ketiganya
Setiap paragraf dalam batang tubuh
harus merupakan penjelasan langsung mengenai tesis. Penjelasan dalam paragraf
batang tubuh harus terfokus dan terpadu. Informasi yang diuraikan harus
didukung dengan data dan fakta yang disajikan dalam bentuk kutipan secara
ringkas, lengkap, dan objektif. Selain itu kutipan harus relevan dengan topik,
meyakinkan dan spesifik.
Kutipan bisa disajikan dalam bentuk
ringkasan, sintesis, dan kritis. Ringkas maksudnya kutipan harus singkat dan
jelas. Sisntesis maksudnya kutipan merupakan penggabungan beberapa fakta yang
disajikan menggunakan kalimat-kalimat penulis sendiri. Kritis berarti kutipan
harus merupakan hasil membaca kritis yang ditulis ulang menggunakan bahasa
penulis sendiri (Dalman, 2012: 109-110).
- Satu Paragraf Penyimpul
Paragraf terakhir dari suatu esai
disebut paragraf penutup atau paragraf penyimpul. Paragraf penyimpul dapat
diperoleh dengan menulis ringkasan mengenai hal-hal yang sangat penting yang
dibahas dalam paragraf-paragraf batang tubuh esai atau penegasan kembali apa
yang dinyatakan pada kalimat tesis dengan kata-kata yang tidak sama, ditambah
dengan komentar penulis tentang pokok masalah yang dikemukakan.
Dalam paragraf penyimpul berisi
ringkasan masalah utama, peryataan kembali kalimat tesis dengan menggunakan
kata-kata lain, komentar akhir tentang pokok bahasan.
Tulisan esai dapat dikatakan baik
apabila memenuhi persyaratan pokok esai, yaitu memiliki minimal satu buah
paragraf pembuka, beberapa paragraf isi atau pengembang, dan minimal satu buah
paragraf penyimpul atau penutup.
Dalam hal ini disarankan esai
gerdiri atas lima paragraf. Penulis juga harus memperhatikan hal-hal yang perlu
disampaikan dari masing-masing isi paragraf esai tersebut. Dengan demikian,
tulisan esai itu dapat dikatakan sebagai esai yang baik.
Untuk dapat membuat esai yang baik,
maka penulis perlu memperhatikan langkah-langkah dalam membuat esai.
Langkah-langkah menulis esai harus dilakukan dengan runtut dan sistematis
sehingga menghasilkan esai yang bermutu.
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah menulis esai,
bisa dirunut sebagai berikut:
- Menentukan tema atau topik
Hal ini merupakan hal pertama yang
harus dilakukan agar penulis memiliki gambaran tentang apa yang akan
ditulisnya. Penentuan tema atau topik juga dapat membantu penulis tidak
menyimpang dari tema yang telah ditetapkan.
Esai merupakan salah satu bentuk
karangan atau tulisan yang mempunyai tujuan khusus. Esai biasanya digunakan
istilah umum yang mengacu pada sebuah tulisan yang mengulas atau membahas suatu
topik, baik secara ilmiah maupun semi ilmiah (populer). Secara umum penulisan
umum dimaksudkan untuk dipublikasikan baik di koran maupaun majalah.
Topik yang akan ditulis dalam esai
harus ditentukan terlebih dahulu, sebab seseorang tidak mungkin dapat menulis
tanpa mempunyai topik. Kegiatan mencari dan menemukan topik merupakan kegiatan
menulis yang dilakukan pada tahap prapenulisan. Kegiatan itu merupakan kegiatan
yang rumit karena banyak melibatkan berbagai kemampuan.
Menurut Syamsudin (2008:164) ada
beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam memilih topik esai, yaitu :
- Topik hendaknya bermanfaat
- Topik hendaknya mampu menarik perhatian
- Topik hendaknya tidak basi
- Topik hendaknya sesuai dengan bidang pengetahuan dan kemampuan penulis
- Topik hendaknya sesuai dengan tujuan penulisan
Proses penemuan topik itu biasanya
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a.
Pengalaman
b. Observasi
c.
Penelitian
d. Studi
pustaka (membaca)
- Membuat outline atau garis besar ide-ide yang akan dibahas
Hal ini dapat menjadi semacam
kerangka esai yang akan membantu penulis menuangkan ide-ide tersebut secara
sistematis, runtut dan berfungsi mempermudah penulis dalam mengembangkan
paragraf melalui outline tersebut.
Outline ini juga
dapat membantu penulis mengungkapkan idenya secara teratur dan menhindari
adanya pengulangan pembahasan suatu permasalahan.
Syamsudin (2008: 172) mengemukakan
cara membuat outline dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut :
- Mulailah dengan menulis topik kita dibagian atas.
- Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman dengan jarak yang cukup lebar diantaranya.
- Tuliskan garis besar ide kita tentang topik yang kita maksud :
–
Jika mencoba menyalahkan berilah argumen yang baik.
–
Jika menjelaskan suatu proses tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat
dipahami pembaca.
–
Jika menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut.
- Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sisi kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.
- Menulis pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat singkat dan jelas (tesis)
Karena esai merupakan pengungkapan
pendapat penulis terhadap suatu objek, maka disajikan dalam bentuk yang
singkat, padat, jelas dan merupakan penilaian penulis terhadap objek tersebut.
Suatu pernyataan tesis mencerminkan
isi esai dan point penting yang akan disampaikan penulis. Topik sudah
ditentukan sebelum mencapai tahap ini lihatlah kembali outline yang
telah dibuat, dan memutuskan point penting yang akan dibuat (Syamsudin, 2008:
174).
Pernyataan tesis terdiri dari dua bagian yaitu :
- Bagian pertama menyatakan tesis.
- Bagian kedua menyatakan poin-poin penting dari esai.
- Menulis tubuh esai
Penulisan tubuh esai dapat dimulai
dengan memilah poin-poin penting yang akan dibahas, kemudian membuat beberapa
subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari
gagasan penulisnya. Selanjutnya penulis harus mengambangkan subtema yang telah
dibuat sebelumnya.
Bagian ini merupakan bagian
menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk
topik yang telah dipilih masing-masing ide penting yang dituliskan pada Outline
akan menjadi satu pargraf dari tubuh tesis (Syamsudin, 2008: 176).
- Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan
Paragraf pendahuluan berisi
kalimat-kalimat pengantar. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus
merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
- Menuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari
poin-poin yang telah kita kemukakan dan memberikan perspektif akhir kita kepada
pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang
sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas) yang menggambarkan pendapat dan
perasaan kita tentang topik yang dibahas (Syamsudin, 2008).
Hal ini penting karena untuk
membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan
kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu.
Berbeda dengan penulis berita di media masa yang dituntut harus bersikap netral
(Dalman, 2012: 107).
- Jangan lupa untuk memberikan sentuhan akhir
Sentuhan akhir pada tulisan kita
diberikan agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis
tersebut dengan mudah dan sistematis sehingga membentuk kerangka berpikir
mereka secara utuh.
Dari ketujuh langkah menulis esai
tersebut, jika diikuti dengan baik setiap langkah yang disarankan dapat
dipastikan tulisan esai yang dihasilkan akan berkualitas. Dalam hal ini, untuk
menulis esai yang baik, seorang penulis esai juga dapat mengikuti
langkah-langkah yang disarankan yaitu:
- Memilih topik
- Menentukan tujuan
- Menuliskan minat anda
- Evaluasi potensial topik
- Membuat outline
- Menuliskan tesis
- Menuliskan tubuh esai
- Menulis paragraf pertama
- Menuliskan kesimpulan
- Memberikan sentuhan akhir
Perlu disadari bahwa untuk membuat
sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan
yang terus menerus.
Pada dasarnya, sebuah esai yang
baik, terbagi minimum ke dalam lima paragraf, yaitu:
- Paragraf pertama
Dalam paragraf ini, penulis
memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus
dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat
pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang
mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa subtopik.
- Paragraf kedua sampai kelima
Ketiga paragraf ini disebut tubuh
dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan
argumen-argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan
relasinya dengn masing-masing subtopik.
- Paragraf kelima (terakhir)
Pada paragraf kelima merupakan
paragraf kesimpulan. Dalam bagian ini, tuliskan kembali tesis dan subtopik yang
telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis untuk
meyakinkan pembaca.
4 Jenis-Jenis Esai
- Esai Naratif (Narrative Essays)
Esai naratif menceritakan sebuah
kisah atau cerita, misalnya tentang pengalaman atau peristiwa masa lalu,
kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi/sedang terjadi, bisa juga
tentang sesuatu yang terjadi kepada orang lain. Esai naratif menggambarkan
suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan
sesuai urutan waktu (kronologis).
Menurut Alwasilah (2007) esai
naratif menceritakan kisah dengan menampilkan detil-detil yang menjawab
pertanyaan 5 w (who, where, why, what, dan when) tentang pengalaman atau
kejadian.
Esai
naratif adalah esai yang menggambarkan suatu ide dengan cara bertutur tertentu.
Peristiwa yang diceritakan biasanya mengikuti alur sesuai urutan waktu. Esai
ini sedemikian rupa berusaha mengubah perilaku atau memotivasi pembaca untuk
ikut serta dalam suatu aksi atau tindakan. Esai naratif dapat menyatakan suatu
emosi atau tampak emosional dengan rincian pendukung biasanya disajikan
berdasarkan urutan kepentingannya.Menurut Finoza (2008:222) “Esai naratif
adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan,
merangkaikan tindak-tindak perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara
kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.” Jadi, dapat
dinyatakan bahwa esai naratif merupakan esai yang menggambarkan tindak
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa yang bertujuan untuk memotivasi
pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi atau tindakan.
Esai
Naratif
Otonomi Manajemen Sekolah di Kanada
|
Kebijakan
otonimi manajemen sekolah (OMS) di Kanada dijalankan secara komprehensif.
Titik tekan implementasinya adalah pendelegasian finansial. Di Kanada, negara
tempat Menara CN menjulang ini, gerakan menuju OMS telah dilakukan di Distrik
Sekolah Negeri Edmonton di Alberta. Pendekatan implementasi OMS di sini
dikenal dengan nama sekolah sebagai unit otonom pembuatan keputusan atau
pembuat keputusan di lingkungan sekolah (school-site
decision-making). Implementasi OMS di sini telah menghasilkan
desentralisasi alokasi beberapa sumber daya bagi guru dan nonguru, peralatan,
perbekalan, dan pelayanan. Beberapa langkah awal dilakukan pada pertengahan
1970-an. Pada kisaran tahun ini percobaan dilakukan pada tujuh sekolah
membuka jalan mengadopsi sistem secara luas dari pendekatan manajemen mandiri
yang komprehensif pada 1980-1981, yang kini terlembaga.
Ciri-ciri model ini adalah absennya
dewan lokal atau dewan yang berbasis sekolah. Pada 1986, suatu program
percobaan diperluas, dengan melibatkan 14 sekolah. Perluasan pendekatan
tersebut mencakup pelayanan-pelayanan konsultasi yang sentralistik. Ciri-ciri
utamanya adalah model formula alokasi sumber daya. Sekolah-sekolah memiliki
beberapa alokasi uang hariannya sendiri, dilengkapi dengan sejumlah dana yang
menggambarkan penggunaan alur pelayanan konsultasi sesuai dengan jenis
sekolah dan tingkat kebutuhan siswa.
Beberapa alokasi dimasukkan ke
dalam anggaran berbasis sekolah. Pembiayaan standar untuk berbagai tipe
pelayanan kemudian ditetapkan, dan pembiayaan dibebankan kepada sekolah
sepanjang pelayanan tersebut dibutuhkan. Seperti dikemukakan oleh Caldwell
dan Spingks (1998), beberapa sekolah dapat memilih pelayanan-pelayanan di
luar yang disediakan oleh distrik. Suatu program efektivitas guru juga
dilaksanakan pada 1981. Pada 1986-1987, program pengembangan profesional satu
setengah hari per minggu menjangkau sebagian besar sekolah dan diperkirakan
melibatkan 50% guru, dengan pendanaan berbasis sekolah.
Untuk menjamin akuntabilitas,
dilaksanakan proses monitoring. Siswa di kelas 3, 6, 9 dan 12 secara regular
diuji untuk semua bidang pelajaran. Patok duga (benchmark) atau beberapa tingkat standar prestasi ditetapkan dan
digunakan, sampai 1987, sebagai suatu dasar perbandingan bagi
beberapakelompok siswa yang berhasil. Setiap tahun survei pendapat dilakukan
kepada siswa, guru, kepala sekolah, staf dinas pendidikan dan orang tua yang
memungkinkan mereka merangking tingkat kepuasannya dalam kaitannya dengan
serangkaian isu-isu mengenai peran-peran mereka yang berbeda. Beberapa hasil
survei yang terkumpul diumumkan kepada masyarakat umum sedemikian rupa,
sehingga peninjauan atas kemajuan di suatu wilayah tersedia bagi
sekolah-sekolah yang relevan dan atas permintaan, bagi para orang tua dan
pihak lainnya.
Data
yang terkumpul lainnya mencakup nilai rata-rata hingga kelas 12, jumlah staf
yang mengikuti pelatihan dalam jabatan (in-service
training) dan aktivitas pengembangan profesional eksternal; jumlah
pengeluaran untuk kepentingan masyarakat; biaya reparasi dan pemeliharaan;
beberapa biaya proyek modal; anggaran untuk keperluan lainnya (seperti gas,
listrik, air), dan terakhir surplus (kelebihan) anggaran tahunan atau
defisit. Semua data tersebut relevan untuk persyaratan penyusunan anggaran
suatu sekolah dari tahun ke tahun.
Pada 1994, Alberta mendesain
untuk memulai restrukturisasi besar sistem pendidikan provinsi secara
keseluruhan. Usulan tersebut adalah untuk melegalisasi beberapa reformasi
pendidikan secara luas yang menghasilkan sebuah kantor pusat dengan struktur
yang lebih sederhana dan pengurangan jumlah sekolah distrik secara drastis
dari 140 menjadi 60, termasuk pelimpahan kewenangan ke tingkat sekolah. Hak
dewan sekolah dalam menentukan pajak pendidikan digantikan dengan alokasi
seluruh pendanaan oleh pemerintah provinsi.
Ciri-ciri pokok reformasi yang
diusulkan adalah keterlibatan orang tua, masyarakat, dan pelaku bisnis yang
meningkat, dengan kewenangan atas pembuatan keputusan dalam pelaksanaan
pendidikan, termasuk penempatan beberapa sumber daya dan menentukan bagaimana
hasilnya akan dicapai. Pengenalan beberapa sekolah khusus (charter school) dengan fleksibilitas
lebih besar dan otonom operasi untuk mencapai hasil lebih baik juga
dipertimbangkan berdasarkan legalisasi baru tersebut.
Sumber: Danim (2013:44)
|
- Esai Deskriptif (Descriptive Essays)
Esai deskriptif menggambarkan orang,
tempat, atau sesuatu sejelas dan sedetil mungkin sehingga pembaca dengan mudah
membentuk “gambar mental” (mental picture) tentang apa yang ditulis.
Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang,
tempat, atau benda.
Esai
deskriptif biasanya dimaksudkan untuk memunculkan atau menciptakan kesan
tentang seseorang, objek, tempat, atau benda tertentu. Esai deskriptif memuat
substansi rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi atas individu, objek,
tempat, atau subjek tertentu. Esai ini bertujuan memotret dan melaporkan apa
yang dilakukan penulisnya tanpa usaha komentar terhadapnya. Menurut Purba
(2008:50) “Esai deskriptif adalah esai yang hanya menggambarkan suatu fakta
seperti apa adanya, tanpa ada kecendrungan penulisnya untuk menjelaskan atau
menafsirkan fakta.” Jadi, dapat dinyatakan bahwa esai deskriptif merupakan esai
yang menggambarkan suatu fakta atau menciptakan kesan tentang seseorang, objek,
tempat, atau benda tertentu tanpa usaha komentar terhadapnya.
Esai
Deskriptif
Bupati Siak Bangga dengan Anak SMPN 1
Mempura
|
BUPATISiak merasa
bangga terhadap anak-anak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kecamatan
Mempura. Pasalnya, telah berhasil meraih juara harapan satu lomba ilmiah di tingkat
ASEAN di Malaysia kemarin.
Hal tersebut diungkapkan secara
langsung oleh Bupati Siak Drs Syamsuar, Msi melalui account facebooknya,Ahad (13/3) kemarin.
Bupati Siak mengucapkan Alhamdulillah, kabar membanggakan dari
negara tetangga. Anak-anak dari SMPN 1 Mempura, Siak berhasil meraih juara
harapan satu lomba ilmiah eksibisi tingkat ASEAN yang digelar di Malaysia.
Bupati mengatakan, pada
perlombaan tersebut, kabarnya juara satu dan dua diraih Filiphina. Juara tiga
dari SMAN 38 Jakarta, juara harapan satu dari Kabupaten Siak.
“Oleh sebab itu, kita mengucapkan
selamat kepada anak-anak kita yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara.
Selamat dan teruslah berkarya anak-anak Kabupaten Siak,” katanya.
Lebih lanjut Bupati Siak
menyampaikan, kepada pelajar yang lain diharapkan juga bisa mencontoh apa
yang telah diberikan oleh anak-anak SMPN 1 Kecamatan Mempura ini.
Bupati menyampaikan, tunjukkan
bahwa anak-anak Kabuaten Siak ini bisa bersaing dengan anak-anak lain yang
ada di dunia ini.
Sumber: Pekanbaru Pos (Senin, 14 Maret 2016: hlm.14)
|
- Esai eksposisi
Esai eksposisi berusaha menjelaskan
atau menunjukkan dengan hubungan sebab akibat, menjelaskan dengan contoh,
membagi dan mengklasifikasikan atau mendefinisikan.
- Esai Persuasif (Persuasive Essay)
Esai persuasif meyakinkan pembaca
untuk menyetujui sudut pandang dan penilaian penulis tentang sesuatu atau
menerima rekomendasi penulisnya untuk melakukan sesuatu. Ringkasnya, esai jenis
ketiga ini berisi ajakan atau seruan. Esai ini berusaha mengubah perilaku
pembaca atau memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan (call
for action). Esai ini dapat menyatakan suatu emosi atau tampak emosional.
5.
Esai Dokumentatif
Esai
dokumentatif biasanya memberikan informasi berdasarkan penelitian di bawah
suatu institusi atau otoritas tertentu. Isi esai dokumentatif biasanya diangkat
dari dokumen atau berdasarkan kesaksian subjek tertentu yang memahami benar
aneka keterangan atau informasi yang akan didokumenkan.Deskripsi kualitatif
atas hasil kajian biasanya lebih atraktif dibaca.
Esai
Dokumentatif
Komitmen Tenaga Pengembang di Dinas
Diknas
|
Ada beberapa jenis tenaga
pengembangan, yaitu tenaga struktural, tenaga fungsional, dan tenaga lain
pada instansi teknis atau di luar instansi vertikal yang dipandang kompeten.
Tenaga struktural dimaksud meliputi pejabat struktural di lingkungan Dinas
Diknas. Tenaga fungsional adalah pengawas TK/SD dan pengawas SMP/SMA. Tenaga
lain yang dimaksud di sini adalah mereka yang oleh pihak Dinas Diknas
dipandang kompeten untuk dilibatkan dalam proses PTK yang mereka lembagakan,
seperti dosen LPTK, guru-guru, atau tenaga dari instansi teknis lain.
Keragam jenis tugas, status,
lingkungan pekerjaan, serta sumber daya yang ada diduga mewarnai komitmen
mereka terhadap tugas atau profesi. Selain pengawas, tenaga pengembang yang
ada di lingkungan Dinas Diknas atau yang dimanfaatkan oleh lembaga itu
memandang bahwa kegiatan PTK yang mereka lakukan bukanlah suatu profesi,
melainkan pekerjaan tambahan yang melekat pada dirinya sebagai orang yang
dipercaya untuk mengemban tugas itu. Bagi tenaga struktural di lingkungan
Dinas Diknas, kegiatan PTK yang mereka lakukan merupakan bagian integral dari
tugas dan jabatannya. Dalam kaitan ini, mereka memiliki komitmen kuat
terhadap jabatan dan status sebagai PNS, sedangkan tugas-tugas pengembangan
bersifat implisit.
Meski begitu, komitmen mereka
pada tugas-tugas PTK itu sangat kuat, baik dilakukan secara langsung maupun
diwakilkan tatkala ada kepentingan lain yang mendesak. Penunjukan wakil itu
disertai dengan pemberian garis-garis materi yang akan disampaikan. Sedangkan
tenaga lain yang dilibatkan dalam proses PTK yang dilembagakan di lingkungan
Dinas Diknas adalah dosen LPTK, guru-guru, atau tenaga dari instansi teknis
lain. Mereka ini memandang bahwa kegiatan PTK yang dilakukan sebagai satu
bentuk kepercayaan dan penghargaan atas keahlian atau kewenangannya.
Di lingkungan Dinas Diknas,
tenaga fungsional yang dimaksudkan adalah pengawas TK/SD dan SMP/SMA. Pada
umumnya pengawas memandang pekerjaan kepengawasan merupakan suatu “profesi”
atau paling tidak aplikasinya mereka persepsi sebagai harus mengarah pada
tingkat profesionalitas tertentu. Mereka ini berlatar belakangan pengalaman
kerja yang beragam, mulai dari guru, kepala sekolah, kepala Dinas Diknas
Kabupaten/Kota, Kasubdin, dan sebagainya. Sedangkan latar belakang pendidikan
khusus mengenai kepengawasan secara nisbi belum mereka miliki, kecuali
sebatas pelatihan, seminar, dan lokakarya yang berkaitan dengan
masalah-masalah kepengawasan atau masalah-masalah kependidikan pada umumnya.
Komitmen pengawas terhadap
tugas-tugas kepengawasan menunjukkan keberagaman. Pertama, sebagian
mempersepsi keputusan untuk memangku jabatan fungsional atau melakukan mutasi
dari instansi sebelumnya ke posisi pengawas dimaksudkan untuk memperpanjang
masa kerja, tanpa menghilangkan komitmen mereka terhadap “profesi”
kepengawasan. Kedua, sebagian lagi memandang bahwa tugas dan fungsi
kepengawasan yang harus dijalankan merupakan panggilan profesi yang melekat
pada dirinya, termasuk dalam kapasitas sebagai PNS. Dalam melaksanakan
“profesinya” itu, pada umumnya mereka berpendapat bahwa dimensi eksternal,
struktural-institusional, keterbatasan sumber daya teknikal, dan fasilitatif
sering kali menjadi sumber kendala. Meski begitu, kendala-kendala tersebut tidak
mereduksi komitmen mereka untuk menjalankan tugas-tugas kepengawasan.
Berkaitan dengan loyalitas,
mereka berpendapat bahya loyalitas kepada atasan dan kepada status sebagai
PNS lebih dominan daripada loyalitas kepada “profesi” kepengawasan. Loyalitas
semacam itu melekat pada dirinya karena sudah mengakar sejak mereka diangkat
sebagai PNS dan menduduki aneka jabatan sebelum diangkat sebagai pengawas.
Ketiga, sebagian lagi memandang profesi kepengawasan identik dengan
tugas-tugas institusional yang digariskan oleh atasan dan yang melekat pada
dirinya selaku PNS. Mereka ini berpendapat, loyalitas pada atasan dan pada
status sebagai PNS adalah mutlak, sedangkan status pada profesi merupakan hal
yang implisit di dalamnya. Persepsi semacam ini mewarnai kinerja keseharian
mereka yang cenderung lebih bermental sebagai tenaga administratif daripada
tenaga fungsional.
Sumber: Danim (2013:46)
|
C.
SIMPULAN DAN
SARAN
1. SIMPULAN
A.
PENGERTIAN ESAI : Esai merupakan sarana pengembangan
ilmu yang efektif sebab esai itu termasuk jenis tulisan yang tidak terlalu
panjang. Esai adalah tulisan yang terdiri dari beberapa paragraf yang membahas
tentang satu topik. Sebuah esai yang baik ditandai dengan pembahasan yang
berfokus pada sebuah topik secara mendalam bukan pembahasan yang meluas, tapi
dangkal.
B.
SYARAT-SYARAT
ESAI : Esai memiliki 3 unsur yang harus dipenuhi, yaitu : (a) pendahuluan
menjadi daya tarik pertama bagi pembaca, pendahuluan berisi latar belakang
informasi yang mengidentifikasi subjek bahasan dan pengantar tentang subjek;
(b) tubuh atau inti karangan yang memuat seluruh informasi secara detail
membahastentang fenomena atau subjek; (c) simpulan atau konklusi yang memberikan
kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh karangan,
atau menambahkan beberapa observasi tentang fenomena atau subjek. Paragraf ini
diciptakan sedemikian rupa agar pembaca memperoleh pandangan atau kesan
tersendiri tentang topik yang dibahas.
C.
JENIS-JEIS ESAI : 1. Esai
Naratif (Narrative Essays), 2. Esai Deskriptif (Descriptive Essays),
3. Esai eksposisi, 4. Esai Persuasif (Persuasive Essay), 5. Esai
Dokumentatif
2. SARAN
Oleh sebab, itu penulis menyarankan; 1) hendaknya penulis berikutnya melakukan penelaahan tentang paragraf
bahasa indonesia. 2) hendaknya penulis berikutnya melakukan penelaahan tentang
kalimat efektif dalam bahasa indonesia. 3) hendaknya penulis berikutnya
melakukan penelaaha tentang wacana bahasa indonesia.
D. DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar, Senny Suzana Alwasilah. 2007. Pokoknya
Menulis. Bandung:PT Kiblat Buku Utama.
A.R. Syamsudin. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jilid 3. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Arsjad Maidar G., Mukti U.S. 2007. Pembinaan
Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Dalman. (2012). Menulis Karya Ilmia. Bandar Lampung : UM Lampung press.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Hariadi, Kresna Langit. 2004. Mengarang Itu
Gampang. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Jabrohim dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mackey, W.F. Analisis Bahasa.
Surabaya: Usaha Nasional. 1986.
Widiarti, Pangesti. 2005. Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Blackjack Casino | MapyRO
BalasHapusCasino. 파주 출장마사지 Address, 목포 출장안마 777 구리 출장샵 Harrah's Blvd, Las Vegas, 대구광역 출장샵 NV 89103. 통영 출장안마 Phone: (702) 226-7111. Fax: (702) 226-3100. Free delivery on